Kamis, 18 April 2013

LAPORAN PERNAPASAN PADA HEWAN


Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunnya tugas laporan ini.
Dalam penyusunan tugas laporan yang berjudul “PERNAPASAN PADA HEWAN” penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu penyusunan tugas laporan ini.
Penulis sudah bekerja keras agar laporan ini bisa sempurna, akan tetapi di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna dan tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu penulis berharap untuk mendapat kritikan dan saran yang membangun agar penulis bisa lebih baik lagi untuk membuat tugas laporan yang selanjutnya. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.



Tertanda kelompok 4

Tim Penulis





BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernapasan adalah pertukaran gas yang dibutuhkan untuk metabolisme dalam tubuh. Hewan memiliki alat-alat pernapasan yang berbeda-beda. Mamalia, Reptilia, dan Amphibia memiliki saluran pernapasan berupa paruparu. Cacing (Annelida) dan Amphibia memiliki kulit yang berfungsi juga sebagai tempat pertukaran gas. Ikan mengambil oksigen yang berada di lingkungannya (air) dengan menggunakan sistem insang. Sebagian besar Arthropoda, terutama serangga, telah memiliki sistem saluran pernapasan. Meskipun demikian, terdapat kelebihan dan kekurangan pada setiap mekanisme pernapasan yang dimiliki oleh setiap makhluk.
Serangga bernapas dengan menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Udara keluar masuk ke pembuluh trakea melalui lubang kecil setiap ruas-ruas tubuh yang disebut stigma atau spirakel. Udara dari spirakel melewati trakea, menujuke trakeol dan trakeolus. Trakeolus berukuran halus yaitu, 0,1 nano meter, ujungnyaa berbatasan dengan sel-sel tubuh, sehingga langsung terjadi difusi gas.

B. TUJUAN
1. Mempelajari pernapasan pada hewan
2. Melihat factor-faktor yang mempengaruhi jumlah kenutuhan oksigen pada hewan,pada saat bernapas.




BAB II PEMBAHASAN
A.     Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, peristiwa yang membuktikan bahwa jangkrik dan belalang bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan ditunjukan adanya pergerakkan eosin kearah tabung specimen ( ke dalam) karena adanya penyusutan volume udara dalam tabung tertutup tersebut.
            Oksigen dihirup oleh jangkrik dan belalang, kemudian karbondioksida yang dikeluarkan diserap oleh Kristal NaOH. Begitu terus menerus sehingga udara dalam tabung berkurang dan eosin bergerak ke dalam. Jadi zat yang berperan dalam pembuktian tersebut adalah eosin yang mengalami pergerakan kearah tabung. Kemudian bisa dilihat dari pebedaan skala waktu yang ditempuh per satuan menit ditunjukkan bahwa belalang lebih cepat menghirup Kristal NaOH. Dari bentuk tubuhnya, belalang yang dijadikan praktikum ini adalah belalang yang terbilang cukup besar.sedangkan untuk jangkriknya ukuan sedang. Sehingga ukuran badan sanatlah berpengaruh dalam proses respirasi pada serangga.

B.     Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian
Waktu      : JUMAT, 29 maret 2013 ( 13:00 - 16:30 )
Tempat    : Laboratorium SMA Negeri 1 Bontomarannu



BAB III METODE PENELITIAN
ALAT Dan bahan
1. Respirometer sederhana
2. 2 ekor belalang
3. Kristal NAOH/KOH
4. Eosin/tinta
5. Vaselin/[lastisin
6. Kapas
7. Pipet/siring
Cara kerja:
1. Bungkuslah Kristal NaOH/KOH dengan kapas, lalu masukkan dalam tabung respirometer.
2. Masukkan belalng kedalam respirometer, kemudian tutup dengan pipa berskala.
3. Oleskan vaselin/plastisin pada celah penutup tabung 
4. Tutup ujung pipa berskala dengan jari kurang lebih 1 menit, kemudian lepaskan dan masukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet/siring
5. Amati dan catat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala setiap 1 menit 
6. Ulangi cara kerja di atas, menggunakan hewan belalang. Jangan lupa bersihkan eosin yang terdapat di dalam tabung respirometer pada percobaan sebelumnya.

HASIL PENGAMATAN
Jarak yang Ditempuh Eosin Menit ke  ….
Skala yang Ditempuh (cm)
Belalang 1
Belalang 2
1
0,08
0,08
2
0,19
0,16
3
0,28
0,21
4
0,38
0,26
5
0,44
0,3




BAB IV LAMPIRAN



BAB V P E N U T U P
KESIMPULAN
            Dari percobaan kelompok kami lakukan dapat di simpulkan beberapa hal terkait dengan pernafasan pada jangkrik yaitu;
1.      Jankrik bernafas dengan menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
2.     Fungsi dari KOH dalam percobaan adalah untuk mengikat gas buangan karbondioksida dari pernafasan jangkrik.
3.      Fungsi eosin pada percobaan sebagai petunjuk laju kecepatan pernafasan.
4.      faktor – faktor yang mempengaruhi pernafasan pada dan belalang adalah ukuran atau berat badan tubuh jangkrik dan belalang, ketersediaan oksigen yang cukup dalam ruangan (respirometer), suhu ruangan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar